Rabu, 17 Juni 2009

HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT

HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT

Materialitas adalah salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kecukupan (kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan antara istilah materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah benar mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan langsung).

RISIKO AUDIT

Risiko audit (audit risk) adalah risiko bahwa auditor mungkin tanpa sengaja telah gagal untuk memodifikasi pendapat secara tepat mengenai laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Terdapat 3 komponen risiko audit sebagai risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Konsep resiko audit terutama penting saat auditor mempertimbangkan tingkat yang tepat untuk resiko deteksi ketika merencanakan prosedur audit untuk mengaudit sutu asersi. Semakin rendah penilaian risiko bawaan dan risiko pengendalian, semakin tinggi tingkat yang dapat diterima untuk risiko deteksi.

Mengilustrasikan Model Resiko Audit

Model resiko audit mengekspresikan hubungan antara komponen-komponen resiko audit sbb :

AR = IR x CR x DR

AR = risiko audit CR = risiko pengendalian

IR = Risiko bawaan DR = risiko deteksi

Terdapat banyak jenis pengujian kuantitatif, salah satunya model resiko audit yang diperluas yang membagi risiko deteksi menjadi 2 komponen. Hubungan antara komponen-komponen risiko audit dapat diekspresikan sbb :

AR = IR x CR x AP x TD

AP = risiko prosedur analitis

AP = risiko yang berkaitan dengan risiko pengujian terinci /pengujian transaksi atau pengujian saldo

Model risiko audit yang diperluas menyediakan auditor suatu alat untuk mempertimbangkan keyakinan yang diperoleh dengan melaksanakan prosedur analitis. Hal ini memungkinkan auditor untuk mempertimbangkan keyakinan yang diperoleh baik dari prosedur audit top down maupun bottom up. Dalam praktik, banyak auditor tidak menyelesaikan secara matematis model resiko. Namun untuk menetapkan risiko audit pada suatu tingkat tertentu, semakin tinggi tingkat yang diperkirakan untuk risiko bawaan, risiko pengendalian, risiko prosedur analitis, semakin rendah tingkat risiko yang dinilai untuk pengujian terinci.

Beberapa auditor yang menggunakan ekspresi nonkuantitatif untuk risiko menggunakan suatu matriks komponen risiko. Studi mengenai matriks ini menunjukkan bahwa konsisten dengan model resiko audit, yaitu bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima berhubungan secara terbalik dengan penilaian resiko bawaan, resiko pengendalian dan resiko prosedur analitis. Matriks tersebut mengasumsikan bahwa resiko audit dibatasi pada suatu tingkat yang rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar